Rabu, 25 November 2015
Sabtu, 21 November 2015
Jumat, 06 November 2015
Senin, 02 November 2015
Jumat, 30 Oktober 2015
Minggu, 25 Oktober 2015
Minggu, 27 September 2015
Alam Kerajaan Cirebon tempo dahulu 363 M.dan seterusnya.
Alam Pemerintah Kerajaan Cirebon sekitarnya dahulu 363M dan seterusnya.
Ilmu tehnik, saat itu belum banyak atau jarang, pandai besi
yang ada hanya pada kerajaan kerajaan, misalnya di Kerajaan Pajajaran dan
lainnya, biasanya orang orang untuk memiliki senjata hanya dapat memiliki
senjata buatannya sendiri.
Penjualan saat itu juga masih barter yaitu tukarmenukar
barang barang yang diperlukan . Barter bisa dilakukan diberbagai tempat dengan
cara menyimpan barang yang kita miliki disuatu tempat, kemudian kita kembali
lagi untuk mengambil barang, hasil
barter tadi. Orang Cirebon dahulu sekalipun
berlainan Agama, jujur dan beraturan/berpatokan hidup.
Kendaraan hampir
tidak ada, satu satunya kendaraan yang sering terlihat adalah kuda, itupun
jarang yang memilikinya, karena kuda,
sangat mahal saat itu, yang banyak memiliki hanya bangsawan bang sawan. Alkisah populer dikeluarga “mang gamel (bapak tukang rumput)” karena gemar berkuda,
makanan kuda adalah rumput, sebab tugas pemerintahan, mbah Syaikh Syarif
Hidayat/ Sunan Gunungjati raja Cirebon
sering meminjamkan kuda kesukaannya kepada Syaikh Kilayaman (Buyut Kilayaman), atau Mang Gamel Syaikh Buyut Muji Rancang Tengahtani
Cirb.barat ( Pangeran Suryanegara/ gelar yang mula dikeluarkan Kerajaan Cirebon
saat itu).Semacam itu, belum ada sesuatu yang istimewa, dengan lain lainnya.
Masih jarang tempat tempat yang berpenduduk, saat itu Cirebon tempat yang berpenduduk yang indah,
itupun belum padat misalnya di Gunungjati, Lemahwungkuk, Plered sekitarnya-satu satunya tempat yang sudah
ramai berpenduduk.
Kebanyakan Penduduk tinggal di pesisiran, atau pegunungan. Untuk
menuju dukuh atau desa lainnya, harus melewati hutan,sungai dan jalan setapak,
masih jarang dukuh atau desa saat itu di Cirebon. Inderamayu masih belum ada penduduk, yang ada hanya dipinggiran pesisir, dekat laut.
Ada nama Kerajaan Galuh, yaitu di Kabupaten Majalengka
sekarang, kerajaan itu seterusnya pindah
ke Kabupaten Ciamis untuk
kemudian.
Kerajaan lainnya di
Cirebon, yang lebih klassik, adalah
Kerajan Indraprahasta, ibu Kota Pemerntahannya ditengah wilayah Cirebon, yaitu di bukit Plangon Sumber
Kabupaten Cirebon sekarang. Indraprahasta
kemudian dihancurkan, oleh cucu keturunannya sendiri, bernama Sanjaya,
karena ayahnya sebagai Rajagaluh di Ciamis, pernah diserang oleh pasukan
Kerajaan Indraprahasta, untuk digantikan oleh saudaranya dari Rajagaluh yang lebih tua usianya, sampai ayah dari
Sanjaya(Raja Bratasenawa) melarikan diri ke Kerajaan Kalingga, Raja kalingga
adalah mertua dari Raja Bratasenawa.
Raja Bratasenawa, adalah Rajagaluh ke tiga menggantikan ayahnya bernama Mandiminyak di tahun 709 M.
Raja Bratasenawa, berada sebagai Raja Galuh, hanya
memerintah selama 7 tahun, tahun 709-716M. Kemudian di Kerajaan Kalingga, menggantikan mertuanya,
sebagai Raja Kalingga Utara antara tahun 716- 732 M. bersama isterinya, yang
sebenarnya masih saudara Bratasenawa.
Raja Kalingga selatan, diperintah Nararayana,saudara
lakilaki Bratasenawa, kerajaan utara selatan kemudian disebut Bumi Mataram
(Mataram Lama) dan Bumi Sembara.
Sanjaya anak dari Raja Bratasenawa lahir pada tahun 683M.
Seterusnya dijodohkan dengan Sudiwara puteri
Dewasinga, Dewasinga anak dari
Narayana. Sudiwara isteri Sanjaya, mempunyai adik bernama Gajayana. Dari
Sanjaya dengan isteri Sudiwara melahirkan Tejapurnapana Panangkaran atau Rakai Panangkaran yang kemudian termasuk
para pendiri Candi Boro Budur. Ke
Cirebon lagi, kerajaan Cirebon Indraprahasta musnah, seolah menurut ceritera
tidak ada kerajaan disini, sampai kemudian , oleh penerusnya didirikan lagi dengan nama lain yaitu Cirebon
Girang dengan ibu kotanya pindah ke Wanagiri, sekitar Wanasaba Sumber
Kabupaten Cirebon, bawahan pemerintahan
Kerajaan Galuh, selama empat tahun. Seterusnya beralih sebagai bawahan kerajaan
Kawali.
Di Gunungjati,tempat yang indah, tetapi belum padat
pedududknya, belum ada kuburan disitu, ada Syeikh Nurjati, nama lain Syaikh
Datuk Khafi, berasal negeri Arabia, sebagai guruAgama Islam. Mbah Syaikh Datu
Khafi, Syaikh Nurjati beristeri Hadijah
puteri dari Bratalegawa, seorang
saudagar keturunan
Inderaprahasta, beristeri wanita Islam
dari Gaujarat, Bratalegawa bergelar Haji Baharudin/Haji Purwa, setelah
menunaikan ibadah Haji sebagai tokoh Haji pertama Jawa Barat. MBah Syaikh Nurjati kemudian
hari, menjadi gurunya mbah Pangeran Cakrabuana, mbah Nyaimas Rarasantang, kakak
beradik putra-puteri Prabu Siliwangi
Diraja Pajajaran. Mbah Syaikh datu Khafi,
guru dari wali 9. Demikian putera putera Cirebon, sampai Raja Raja Jawa sekilas
pandang.
Bersambung.
Langganan:
Postingan (Atom)